Sebuah Novel ke-17 karya MIM Yudiarto
-
-
Di salah satu kampus yang terkemuka di negeri tempat terbitnya matahari ini, dibangunlah sebuah kisah fragmen romantika di zaman yang lelah untuk beretika, menjauh dari nilai agama dan norma budaya, dan gempuran tak habis-habis dari contoh pergaulan bebas tanpa marka. Tokoh-tokohnya mencoba bertahan dari serbuan peradaban dengan memilih kembali pada koridor islam dalam jatuh cinta dan lantas kelak berumah tangga.
Novel ini meniupkan ruh persahabatan, kekonyolan, percintaan, godaan dan keteguhan prinsip. Alur ceritanya mengalir sesegar sungai-sungai di ngarai gunung Gede-Pangrango, dialognya menyimpan begitu banyak kelucuan yang romantis dan juga tidak biasa. Situasi Taaruf pun dibuat senyaman mungkin bagi orang-orang yang menjalaninya karena diawasi oleh sebuah konsensus tidak resmi yang diberi nama Guardian of the Taaruf. Anggotanya terdiri dari sahabat-sahabat yang begitu peduli terhadap kekokohan keyakinan dari tokoh-tokoh utama yang sedang berusaha keras menjalankan Taaruf.

Ukuran

A5 (14.8 x 21 cm)

Jumlah Halaman

208 halaman

Isi Kertas

Bookpaper 57.5 g

Cover

Art carton 230 cm

ISBN

978-623-5324-28-9
Penulis adalah seorang Rimbawan jebolan IPB yang tersesat ke jalan yang pernah diimpikannya semenjak kecil, yaitu menjadi seorang penulis fiksi. Karya-karya novelnya terdahulu adalah novel roman silat klasik (Tetralogi Kisah Air & Api, lalu dilanjutkan dengan Trilogi Langgam Amerta Agni), science fiction (Negeri Tulang Belulang), roman fiction (Trilogi Reinkarnasi), Thriller Action (Dwilogi Serum). Tak Kenal maka Taaruf adalah novel bergenre roman religi yang mencoba membawa misi edukasi di dunia yang hiruk pikuk dengan slogan-slogan kebebasan yang kebablasan.
-
Hati dan pikiran pun mesti dikonservasi agar empati tidak menjadi langka
dan kemudian punah secara genetika sehingga kita menjadi manusia
yang hanya sekedar tersusun dari kode biner belaka
MIM Yudiarto
-
@2025 IPB Press Inc.